Episode satu
Pernah dengar Pantai Kukup? Yup, itu salah satu pantai di Jogja. Pasirnya
bagus menurut saya, karena tidak menempel terlalu lama di baju. Tampilannya seperti
tepung panir. ^^. Air lautnya, hmm.. biru. Pantainya bersih. Benar benar bagus
buat honeymoon. Halah ^^.
Oke, saya akan berbagi pengalaman yang tak terlupa (insyaAllah). Kemarin
kami ada acara rihlah untuk mengisi kegiatan selepas UTS. Pantai kukup menjadi
incaran kami. Dari awal, saya sudah berniat tidak basah-basahan. Mungkin saya
akan di-cap “nggak asyik” oleh banyak orang karena tidak mau bermain air di
pantai. Sebenarnya dulu sewaktu saya masih belia (hha, skrng sudah kepala dua),
saya masih mau nyebur walau hanya di pinggiran. Saya tidak pandai berenang dan
sangat takut ombak. Tapi semenjak kuliah (?) saya jadi malas main air di
pantai. Malas bawa baju kotornya saat pulang. He.
Selama disana, saya sama
sekali tidak nyebur. Hanya di awal saya sempat mencelupkan tangan. Beberapa
acara sudah usai. Saat teman-teman bermain air, saya gunakan untuk jalan-jalan.
Setelah saya rasa kami akan pulang, saya menghampiri teman-teman. Sepertinya mereka
akan foto satu angkatan.
“Beb.. sini.. foto seangkatan!,” salah satu teman saya berteriak.
Saya hanya mengangguk dan berlari kecil, takut mereka menunggu
terlalu lama. Sebelum sampai di tempat, saya mengambil aqua gelas yang mungkin
tertinggal oleh teman saya (saat itu kami kehausan dan persediaan air mineral
sudah menipis).
“Tapi jangan nempel lho ya!” saya memberi ultimatum karena sebagian
besar mereka sudah basah.
Saya mengambil posisi di pinggir. Lalu teman yang tadi memanggil
saya beb (sebut saja ZuNa) meminta saya untuk pindah. “Kalo nggak mau basah
kesini lah, di depan,” katanya mengintruksi. Saya segera pindah di depannya. “Bawa
ganti kan?” tanyanya. Saya mengangguk. Seperti mendapat firasat buruk, saya
menoleh ke atas. Saya melihat matanya mengisyaratkan sesuatu. Benar saja,
ketika ancang-ancang kabur, saya dipeluk oleh dia. Oke, bukan hanya dia, tapi
teman teman saya yang lain juga turun tangan. Saya dipeluk erat dan hanya bisa
pasrah. Hh, mereka benar bernar telah sekongkol. Saya seratus persen dijebak.
Saya masih berteriak, merengek, dan berontak sampai saya merasa
bagian bawah sudah basah. “Tuh kan basah..” keluh saya. “Ada mp3 nih di saku, nanti
rusak,” ucapku lagi. “Sini, aku simpen ya,” seorang teman yang lain
mengambilnya dari saku saya. Then, mereka tertawa bangga dan saya langsung
nyemplung dalam waktu yang singkat (setelah itu masih ada acara). Sudah basah,
nyebur sekalian.
Jika
diteliti lagi, ternyata saya memang salah sampai bisa masuk perangkap mereka. Pertama,
strategi foto bareng memang cocok untuk memancing saya karena mereka tahu saya cukup
bersahabat dengan kamera (haha). Kedua, saya disuruh pindah posisi agar mereka lebih
leluasa menangkap saya dan saya turuti. Ketiga, saat teman saya bertanya baju
ganti, itu untuk memastikan saya cocok diceburkan atau tidak. Oh!!! Saya masih
saja protes, kenapa hanya saya yang dianiaya, tapi ternyata sebelum saya sudah
ada tiga korban dengan jebakan berbeda. Masih mau baca? ^^ tunggu episode
selanjutnya yah, saya mau tidur dulu, hhe J
:D
BalasHapusBocah Cilik...
ngapa ke Kukup, suronan ya?
Aku ke sana dulu tahun baruan... 2013___
hha, nggak lah..
BalasHapusba'da mid..
:D
BalasHapusdulu aku abis uas...
ditunggu part 2 nya.
oo...
BalasHapushhe, njeh mb.. bsk klo pas longgar.. :)