Pages

About

Senin, 24 Maret 2014

Maklumi Teman, Hadapi Perbedaan




Dalam hidup berjamaah, sangatlah wajar jika sering terjadi gesekan. Masing masing kita berbeda. Karakter, latar belakang, sifat, dan hampir semua hal berbeda satu sama lain. Likulli ro’sin ro’yun, setiap kepala memiliki pendapat. Sehingga tak heran apabila terjadi perselisihan pandangan. Hanya bagaimana sikap kita menghadapi perbedaan tersebut.

Kita memang dituntut untuk banyak legowo (lapang dada) dalam menyikapi pendapat teman yang berbeda dengan kita. Apalagi dalam masalah sepele. Misal, ketika kita akan membuat seragam untuk satu angkatan. A menginginkan warna biru, B lebih suka warna hijau, C tak cocok dengan keduanya, ia mengusulkan merah. A, B, dan C sama-sama mengemukakan argumen mereka. Sedangkan teman-teman lain golput, meski dalam hati masing masing memiliki kecenderungan. Mereka tak mau mengusulkan karena takut memperpanjang perdebatan.

Hingga sang ketua menengahi dan mengadakan survei warna yang paling banyak peminatnya. Akhirnya, “Biru” tampil sebagai juara. Saat itulah hati pecinta hijau dan merah diuji, karna berlapang dada terkadang sulit. Ini juga sering terjadi diantara kita, kawan. Tak ada yang mau mengalah dalam hal kecil. Terlebih jika itu kepentingan bersama, bukan hanya untuk dirinya. Tentu tak bijak jika kita bersikeras mempertahankan ambisi, disaat semua telah setuju dengan suatu keputusan. Karna dalam contoh di atas, bisa jadi bukan hanya peminat hijau dan merah yang kecewa, tapi juga orang yang tak terlalu menginginkan biru.

Lagipula, ketika kita berlapang dada, hal itu menjadikan hati terasa damai. Hubungan dengan teman bertambah baik, dan jarang main hati. Ini dalam hal kecil. Lain dengan hal yang sifatnya lebih serius. Jika pendapat teman memang keliru, maka jangan segan meluruskannya. Apalagi hal tersebut berpengaruh dalam kemaslahatan bersama. Jangan sampai kita mengikuti atau membiarkan kekeliruannya. Ingatkan ia dengan cara yang baik.

Selalu bersikap legowo memang tak mudah. Tapi juga tak sulit ketika kita membiasakannya atau bahkan telah melekat pada diri kita. Kita harus menghindari adu mulut ataupun fisik hanya karena masalah kecil. Bukankah kita tak menyukai permusuhan? So, maklumi teman dan hadapi perbedaan dengan lapang dada.

_Haibara Ai_