Pages

About

Kamis, 02 April 2015

Save Suriah

Umat Islam sedang terjajah. Di belahan dunia sana, mereka ditindas, terdzalimi. Syria, Palestina, Thailand, Myanmar, juga Filiphina. Tapi telinga umat muslim sengaja dibuat tuli, penglihatannya sengaja dibutakan oleh para musuh. Bukankah sejatinya kita masih bisa melihat, mendengar, dan merasa? Memang masih banyak dari kita yang tidak mengetahui kabar saudara-saudara kita di luar sana. Tak semua informasi bisa kita dapatkan dengan mudah. Banyak fakta kekejaman kuffar yang ditutupi oleh media masa, karena memang mereka yang menguasainya. Bahkan, akhir-akhir ini beberapa situs Islam yang berani menyuarakan haq dan menyingkap kebatilan diblokir.

Perlu diketahui, konflik di Suriah bukanlah perang saudara, atau sekedar faktor politik. Perang suriah adalah perang antara Islam dan Syiah. Syiah dan Islam tak bersaudara. Pencetus Syiah sendiri berasal dari Yahudi yang pura-pura masuk Islam, yaitu Abdullah bin Saba. Syiah sangat membenci khulafa ar-Rasyidin kecuali Ali, karena mereka memang sangat mmengagungkan shahabat Ali. Bahkan, pada sekte Syiah yang sangat fanatik, mereka menganggap Ali sebagai tuhan. Diantara penyimpangan Syiah adalah menjelek-jelekkan shahabat dan sabagian ummul mukminim seperti Ibunda Aisyah dan Hafshah, menghalalkan nikah mut’ah, menganggap al-Qur’an yang ada di tangan kaum muslimin hari ini tidak lengkap, dan mentafsirkan ayat al-Qur’an seenaknya demi membela ideologi sesat mereka.


Suriah berdarah. Mereka ditindas oleh kebengisan Bashar Asad dan pasukannya. Anak-anak, wanita, dan para lansia banyak menjadi korban. Salah satu video yang pernah saya lihat sangat menyedihkan. Seorang bocah perempuan yang berusia 10 tahun bersama adiknya tengah mengais serpihan roti. Ucapan mereka kurang lebih “orang-orang lebih suka membuang roti daripada memberikannya kepada orang lain.” Terlebih jika musim dingin menyapa. Saat rumah-rumah mereka telah hancur, barang-barang mereka juga habis, tentu mereka membutuhkan sesuatu untuk menghangatkan tubuh mereka.


Oleh karena itulah saudara-saudara, saya mengajak diri saya pribadi, juga para pembaca yang budiman, untuk menyalurkan bantuan kepada mereka, baik fisik ataupun nonfisik sebagai tabungan akhirat bagi kita. Karena harta kita yang sesungguhnya bukan rumah mewah, kendaraan mewah, atau perhiasan yang berlimpah. Harta kita adalah apa yang kita infakkan dan sedekahkan lillahi ta’ala.

_Ai_