Pages

About

Minggu, 02 Februari 2014

fiksi (dear..)



Dear…

 
Jum’at, 04 Januari 2013


Dear diary…

Ry…Aku merasa bersalah. Sangat merasa bersalah. Aku belum bisa menghilangkan rasa itu. Aku tau, rasa itu tak salah, yang salah adalah bagaimana  caraku mengelolanya. Entah, di satu sisi aku tak begitu yakin bisa bersamanya. Namun di sisi lain, aku sangat berharap bisa terus bersanmanya. Sungguh, aku masih mengharapkannya..yang aku takut, rasanya untukku hilang. Tapi kalau memang kita tak jodoh, maka itu lebih baik.

Dan lagi, aku berharap dia benar benar jodohku. Aku takut dia tak suka dengan tingkahku yang sudah sudah. Aku takut dia mengacuhkanku setelah dia berhasil membuatku mencintainya. Tolong jangan seperti itu.. tapi sekali lagi, jika dia memang bukan jodohku, aku ingin rasa ini cepat pergi. Agar bayangnya tak terus menerus menghantuiku. Dan seandainya pun dia benar-benar untukku,maka aku ingin rasa ini hilang hingga dia benar benar datang padaku. Supaya noktah noktah di hati ini lekas hilang. Dan semoga aku mampu ikhlas, disaat kutau dirinya bukan untukku.

Dia tak terlalu setuju denganku, tentang salah satu dogma cinta. Witing tresno lantaran soko kulino, begitu kata orang Jawa. Rasa akan tumbuh dengan seringnya komunikasi, dan akan terkikis dengan jarangnya komunikasi.”Apa semudah itu?”katanya waktu itu. Entah, tapi ini realita, ry..

Tahukah, jikalau wanita itu sulit jatuh cinta dan sulit juga melupakan orang yang dicintanya? Apalagi, saat kita berpisah, aku dalam keadaan ridho kepadanya. Dia memang menyebalkan, tapi dia juga ku rindukan. Hanya sekali, dia mengecewakanku. Tapi, mungkin aku yang terlalu bersikap berlebihan.

Ry.. semoga dia tahu, aku merindukannya. Seandainya ada kesempatan, aku ingin meminta maaf atas tingkahku. Disaat dia teguh memegang prinsipnya, aku pun harus menghormatinya. Dan semoga aku bisa tegar menghadapi keadaan ini.

Sayla menghela napas, ia tutup diary_nya sembari berdoa, semoga “dia” memaafkannya.

 

0 komentar:

Posting Komentar