Pages

About

Jumat, 12 September 2014

Kisah Dibalik Jendela Kereta

          Ada orang tua yang duduk bersama anaknya yang berumur dua puluh lima tahun di dalam kereta. Tampak sekali keceriaan dan kegembiraan di wajah anaknya yang duduk di samping jendela kereta.
           Pemuda itu mengeluarkan tangannya dari jendela dan merasakan terpaan angina seraya berkata riang, “Ayah.. ayah.. lihatlah! Pepohonan itu berjalan berkebalikan dengan arah kereta.” Orang tua itu hanya tersenyum memandangi anaknya yang bergembira.
          Di sampingnya, duduk sepasang suami istri yang mendengar perbincangan orang tua dan anaknya itu. Mereka tampak risih dan terganggu akan perilaku pemuda yang berumur dua puluh lima tahun, tapi bertingkah seperti anak kecil.
          Lagi-lagi, pemuda itu berteriak kegirangan melihat pemandangan yang dilaluinya. “Ayah.. lihat.. awan itu juga berjalan mengikuti kereta!” Semakin risih dan jengkellah pasangan suami istri yang berada di sampingnya.
          Ketika itu hujan turun. Tetesan air hujan menerpa tangan pemuda yang sedang meluapkan kegembiraan, “Ayah.. ada hujan, airnya mengenai tanganku.. lihatlah wahai ayah..!”
          Kali ini, pasangan suami istri itu tak mampu lagi menahan kekesalannya. Lalu mereka berkata, “Kenapa tak kau bawa anakmu ke dokter agar sembuh dari sakit (gila)nya!”
          Orang tua itu menjawab, “Kami baru saja pulang dari rumah sakit, dan ini adalah hari pertama anakku bisa melihat dalam hidupnya setelah tadinya buta sejak lahir!”

*bisa dijadikan renungan untuk kita

0 komentar:

Posting Komentar